Minggu, 17 Juli 2011

“Tour de Komodo” Silaturrohim dengan bersepeda dari Semarang ke Ende

Universitas Negeri Semarang (UNNES) telah mencanangkan diri sebagai universitas konservasi sejak 12 Maret 2010. Lengkapnya universitas konservasi bertaraf internasional yang sehat, unggul, dan sejahtera. Dengan deklarasi itu Unnes bertekad untuk selalu menjunjung tinggi prinsip perlindungan, pengawetan, pemanfaatan dan pengembangan secara lestari terhadap sumber daya alam dan budaya luhur bangsa. Unnes menempatkan konservasi sebagai wujud tridarma perguruan tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Salah satu kebijakan konservasi yang diterapkan di Unnes adalah pengurangan polusi dengan bersepeda atau berjalan kaki ke kampus. Seluruh elemen kampus mulai dari rektor, pembantu rektor, dekan, pembantu dekan, karyawan dan mahasiswa terus berupaya mendukung kebijakan-kebijakan untuk terwujudnya visi konservasi tersebut. Berdasarkan semangat itulah 4 orang alumnus Unnes memberikan dukungan secara nyata melalui kegiatan bersepeda yang di beri nama Tour de Komodo. Kegiatan bersepeda ini menempuh rute yang cukup jauh yaitu dari Unnes sampai Ende-NTT (Nusa Tenggara Timur) dan kembali lagi ke Unnes.

Mereka adalah Wartono, lulusan Jurusan Biologi-FMIPA sebagai pemimpin rombongan, Rif’an Effendi  (Akuntansi-FE) sebagai operasional perjalanan, Dewan Dwi Anggoro (Pendidikan Luar Sekolah-FIP)  untuk urusan logistik dan peralatan, dan Adji Prabowo (Seni Musik-FBS) sebagai seksi dokumentasi dan publikasi. Alumnus Unnes yang diwisuda Mei 2011 lalu merasa perlu memberikan sesuatu yang berbeda kepada kampus tempatnya menuntut ilmu sekaligus untuk mempromosikan visi konservasi kampus mereka dan untuk silaturrohim ke tempat saudara.
Perjalanan ini mereka tempuh selama 40 hari. Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) Prof Dr Masrukhi melepas tim Tour de Komodo pada hari  Senin 23 Mei 2011 di halaman Auditorium kampus Sekaran, Unnes. Mereka sampai di Ende tanggal 10 Juni 2011 dan kembali lagi ke Unnes tanggal 01 Juli 2011 disambut oleh Prof Dr Sudijono Sastroatmodjo, M.si selaku rektor Unnes di lapangan FIP. Dalam perjalanan ini mereka napak tilas ke Ende, yang menjadi tempat pengasingan Presiden RI pertama, Ir. Soekarno, sekaligus memeringati Hari Lahirnya Pancasila dan Bulan Bung Karno, Bulan Juni.
Selama perjalanan sepeda itu, tim Tour de Komodo singgah ke berbagai perguruan tinggi yang dilalui untuk menyebarkan virus-virus konservasi. Mereka  mendapat sambutan yang baik, bahkan yang mereka kunjungi menyatakan ingin mengadopsi konsep konservasi. Antara lain di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) disambut Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III), Bike to Campus Surabaya dan Polygon, di Universitas Udayana disambut PR III dan Bike to Work Bali, di Universitas Mataram disambut rektornya  yang ingin menjalin kerja sama dengan Unnes, demikian juga di Ikip Mataram dan di Universitas Flores.
Selama di Ende, selain mengunjungi situs pengasingan Bung Karno, tim juga mengunjungi Polres Ende, situs sukun bercabang 5 yang menjadi inspirasi pancasila oleh Bung Karno, Kantor Bupati Ende, danau kelimutu dan silaturohim ke tempat saudara. Rumah saudara yang dikunjungi adalah di masjid DPD LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia)  Ende dan di rumah warga LDII. Tim berada di Ende selama 12 hari yaitu tanggal 10 Juni – 22 Juni 2011. Kemudian dari Ende tim naik Kapal Awu sampai Surabaya dan dilanjut gowes (bersepeda) ke Unnes.

Selama dalam perjalanan, sebagian besar mereka silaturrohim dan singgah di masjid LDII dan rumah warga LDII. Sambutan dari warga LDII sangat luar biasa. Segala keperluan tim meliputi tempat menginap dan makan terpenuhi dengan baik. Mereka mendapat sambutan yang baik dan tim sebagai tamu merasa sangat diagungkan oleh warga LDII. Tempat singgah mereka diantaranya adalah masjid DPD LDII Rembang, Pak Muas warga LDII Tuban, masjid DPD LDII Lamongan, masjid DPD LDII Surabaya, masjid DPD LDII Probolinggo, masjid DPC LDII Situbondo, masjid DPC LDII Gilimanuk, masjid DPC LDII Denpasar, masjid DPD LDII Mataram, masjid DPD LDII Alas Barat-Sumbawa, masjid DPD LDII Dompu, masjid DPC LDII Terano, rumah Pak Yasin warga LDII Boke-Bima, rumah Mas Amin warga LDII Labuan Bajo, rumah Pak Kris warga LDII Bajawa-Flores dan sampai di Ende di masjid DPD LDII Ende. Di Ende, tim juga silaturrohim ke warga LDII diantaranya ke rumah keluarga Pak Tukimin, rumah Mas Ikhsan, rumah Mas Heru, warung tegal Pak Hudi, warung es Pak Wahidi, warung es Pak Bukhori dan silaturrohim ke jamaah warga LDII Ende yang lain. Beberapa hari di Ende tim juga ikut membantu di warung tegal Pak Hudi. Disana tim membantu potong ayam dan selalu diberi hidangan yang istimewa oleh pemilik warung. 
Perjalanan yang cukup jauh ini memberikan kesan yang baik kepada tim khususnya terhadap warga LDII. Sambutan warga LDII sangat istimewa seperti kedatangan tamu agung atau saudara dari jauh. Padahal sebelumnya tidak kenal dan tidak ada hubungan darah (saudara kandung) sama sekali. Perjalanan ini mengajarkan pada tim ribuan pengalaman dan jutaan kenikmatan dalam sebuah perjalanan panjang. Hikmah dari silaturrohim dan bagaimana cara mengagungkan tamu sangat nyata terlihat. Semoga perjalanan ini memberikan kebaikan dan barokah pada tim, tempat-tempat yang dikunjungi, LDII, Unnes maupun pihak-pihak yang telah mendukung suksesnya Tour de Komodo ini. Semoga tulisan ini juga dapat memberikan manfaat kepada pembaca sekalian.

Sabtu, 02 Juli 2011

"TOUR DE KOMODO" Dari Ban Gembos hingga Rantai Putus

Sabtu, 2 Juli 2011
Ban belakang gembos dua kali, rantai juga putus dua kali, dan pelek peyok lantaran ditabrak sepeda motor. Itulah pengalaman yang tak terlupakan bagi Wartono dan kawan-kawan menempuh perjalanan Tour ke Pulau Komodo, Flores Nusa Tehggara Timur (sekitar 2.000 km)  dan kembali lagi bersepeda ke Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Hal itu dikisahkan kembali oleh Wartono, pemimpin rombongan Tour de Komodo sesampai di kampus Unnes, Jumat (1/7), setelah menempuh perjalanan jauh mengayuh sepeda start dari kampus Unnes 23 Juni lalu.
Tim Tour de Komodo terdiri atas Wartono, lulusan Jurusan Biologi FMIPA sebagai pemimpin rombongan, Rif’an Effendi  (Akuntansi FE), Dewan Dwi Anggoro (Pendidikan Luar Sekolah FIP), dan Adji Prabowo (Seni Musik FBS).
Kedatangan mereka disambut Rektor Prof  Sudijono Sastroatmodjo, para pembantu rektor, dekan, ketua lembanga, dan jajaran pimpinan di halaman Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP).
“Di Sumbawa Besar, ketika salah satu anggota tim keluar dari gang, ditabrak sepeda motor sehingga peleknya peyok. Pada hari itu juga kami membawanya ke tukang setel pelek untuk diperbaiki dan alhamdulillah teratasi,” kata Wartono.
Dia juga mengatakan, setelah keluar dari kota Sumbawa Besar, jalan menuju Dompu rusak parah. “Aspalnya mengelupas, tinggal batu sehingga ban belakang saya bocor dua kali. Sementara di Flores, sepeda Rif’an rantainya putus dua kali lalu dibawa ke bengkel motor,” katanya.
“Selama perjalaman kami singgah di perguruan tinggi untuk menyebarkan virus-virus konservasi yang disambut baik, bahkan yang kami kunjungi menyatakan ingin mengadopsi konsep konservasi. Antara lain di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) disambut Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III), di Universitas Udayana disambut PR III dan komunitas sepeda Bali, di Universitas Mataram disambut rektornya  yang ingin menjalin kerja sama dengan Unnes,” kata alumnus Biologi itu.
Watono mengemukakan, sesampai di Pulau Flores, rombongan berkunjung ke kantor bupat dani ditemui Wakil Bupati M Mokhdar dan jajarannya. “Beliau pernah berkunjung ke Unnes ketika sosialisasi UU Pramuka oleh Wapres Budiyono.  Beliau terkesan pada Unnes sebagai kampus konservasi dan menyatakan ingin sekali Kabupaten Ende bisa bekerja sama dengan Unnes. Bahkan sebagai bentuk apresiasi, beliau memberikan tiket kapal untuk pulang dari Ende sampai Surabaya.”
Dia juga menceritakan, setelah tiba di Ende disambut polres dan diantar mengunjungi tempat perenungan Pancasila (Situs Sukun Cabang V), tempat pengasingan Bung Karno selama 4 tahun  (1934-1938), dan Danau Kelimutu atau Danau Tiga Warna. “Menurut penduduk setempat, danau itu adalah tempat bersemayam arwah nenek moyang  yang sudah meninggal.”
Terakhir mereka berkunjung ke Universitas  Flores dan disambut PR III yang merasa terinpirasi atas kunjungan ke Pulau Komodo ini sehingga akan  membuat program bersepeda untuk mengangkat pariwisata Flores..
Wartono menambahkan, kegiatan bersepeda jarak jauh ini akan diagendakan setiap tahun. Rencana tahun depan akan tour de Thailand dengan personel yang berbeda.
Sumber: http://unnes.ac.id/berita/ban-gembos-hingga-rantai-putus/